Mengenal Sistem Pengemasan Karung
Mengenal
Sistem Pengemasan Karung
Karung adalah wadah besar untuk menyimpan,
biasanya digunakan untuk menyimpan beras, biji jagung, pakan ternak, kedelai, aneka
bahan pangan mentah, dan lain sebagainya. Peyimpanan menggunakan karung umum
digunakan karena kemudahan dalam menyimpan sekaligus kelenturan karung setelah
selesai digunakan. Karung termasuk wadah yang fleksibel, mudah dipakai dan
dapat digunakan berulang-ulang.
Secara tradisional, penggunaan karung sudah
umum digunakan pada berbagai level pertanian Indonesia. Mulai dari awal proses
persiapan pertanian hingga panen, karung sangat dibutuhkan untuk pengangkutan
media tanam, pupuk, benih, bibit, dan lain berbagai produk pertanian, perikanan
dan lain sebaginya. Penggunaan karung sangat familier bagi para petani,
pedagang, pekerja sektor perikanan, peternak, dan berbagai pekerjaan lainnya.
Familiernya karung dalam kehidupan
sehari-hari kita ini membuat karung menjadi bagian dari kehidupan tradisional
masyarakat Indonesia. Hingga padan berbagai even hari besar nasional kita
menjumpai permainan menggunakan media karung untuk perlombaan, yakni balap
karung. Pada permainan ini karung tidak digunakan sebagai wadah, akan tetapi
dimanfaatkan untuk menutup kedua kaki dan melakukan perlombaan lari atau loncat
cepat dari garis start dan finish yang telah ditentukan. Siapa lebih dulu
sampai pada finish mendapatkan kemenangan.
Karung
Goni, Karung Tradisional Indonesia
Karung merupakan bagian dari sistem
pengemasan yang telah dilakukan sejak manusia mulai mengenal cara menyimpan
hasil pertanian. Pengarungan dilakukan untuk melindungi hasil pertanian dari
kerusakan, kotoran, atau perlindungan dari hewan-hewan pemakan hasil pertanian.
Bahan karung selalu berbeda, sesuai dengan perkembangan teknologi dan bahan
yang ada.
Karung dulu dikenal dengan goni, terbuat
dari bahan wol kasar. Nama karung goni digunakan karena bahannya terkenal
dengan sebutan goni. Goni merpakan bahan kain yang mempunyai tekstur cukup
kasar. Koin goni dulu ditenun menggunakan bulu kambing warna gelap. Selain bulu
kambing gelap, kain goni dapat juga berasal dari serat jute. Serat ini jute
adalah salah satu jenis serat yang banyak digunakan setelah serat kapas. Dulu diera
penjajahan hingga menjelang kemerdekaan Indonesia, kain goni juga dibuat untuk
bahan pakaian murah dan banyak dipakai oleh kelompok rakyat miskin. Meskipun
terasa gatal di kulit, pakaian dari kain goni ini masih menjadi legenda yang
sering diceritakan oleh buyut-buyut kita yang masih hidup.
Seiring perkembangan waktu, karung goni
semakin tidak diminati. Karung goni kini masih ada dan lebih digunakan untuk
hiasan dinding aksesoris klasik atau kuno. Ada yang dibaut kaligrafi, seni
khusus suatu model, atau membuat peta.
Karung
Modern, Karung Plastik
Sebagai ganti karung goni, kini telah berkembang
berbagai model dan bahan karung yang lebih menarik, lebih bersih, dengan ukuran
yang lebih variatif. Ukuran-ukuran karung biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
produk yang dikemas. Ukuran karung beras lebih kecil dibanding karung pakan
ternak. Begitupun karung untuk mengangkut hasil bahan olangan pangan mentah
memiliki ukuran berbeda dengan karung yang digunakan untuk mengangkut kapas,
misalnya.
Bahannya juga bermaca-macam. Karung yang
paling umum kita temukan di pasaran terbuat dari bahan plastic jenis polypropylene
(PP). Karung ini ada yang berwarna putih polos maupun berwarna transparan. Untuk
mendukung pengemasan, karung plastic sering disablon dengan logo atau merk
tertentu sebagai penanda merk dan isi atau produk dalam kemasan karung.
Selain menggunakan sablon, karung juga
dapat dipercantik dengan system laminasi, yakni sejenis digital printing khusus
untuk bahan karung. System laminasi ini membuat karung tampak jauh lebih cantik
dengan berbagai motif, foto, warna dan design full colour.
0 Response to "Mengenal Sistem Pengemasan Karung"
Posting Komentar